Terapi Snoezelen untuk Stimulasi Gerakan Motorik Anak

Terapi Snoezelen untuk Stimulasi Gerakan Motorik Anak bertujuan mengembangkan keterampilan pemrosesan indrawi individu. Bagi anak-anak, berbagai aktivitas yang merangsang penggunaan indra di ruang terapi dapat meningkatkan keterampilan motorik halus dan kasar dan memusatkan perhatian.

cgiteam

3/3/20242 min baca

ruang terapi snoezelen denga lampu warna warni
ruang terapi snoezelen denga lampu warna warni

Terapi Snoezelen untuk Stimulasi Gerakan Motorik Anak

Sebagai orangtua sudah seharusnya dan wajib mengamati proses tumbung kembang anak ketika ada tanda dan gejala masalah tertentu, bisa dilakukan intervensi secepatnya untuk mengatasinya. Untuk menangani masalah terkait dengan tumbuh kembang anak, metode yang lazim adalah lewat terapi. Ada berbagai macam terapi yang dapat diikuti secara terpisah ataupun terintegrasi. Salah satunya terapi Snoezelen yang kerap dipakai untuk merangsang gerakan motorik anak.

Mengenal Terapi Snoezelen

Terapi Snoezelen adalah terapi yang dirancang untuk memberikan suasana yang nyaman dan rileks untuk merangsang respons indrawi atau sensori menggunakan cahaya, suara, bau, dan musik. Terapi ini dilakukan di ruangan khusus yang disebut ruang stimulasi multisensori. Terapi ini bisa dimanfaatkan oleh berbagai usia, dari orang dewasa hingga anak-anak.

Untuk anak-anak, terapi Snoezelen umumnya diterapkan bagi penyandang autisme dan gangguan tumbuh kembang lain. Ruang stimulasi multisensori menyediakan atmosfer atau lingkungan yang unik dengan berbagai aktivitas sentuhan, visual, wewangian, dan interaksi bagi pasien. Aktivitas di ruangan itu dapat memberikan latihan sensorik, kognitif, serta motorik halus dan kasar.

Dokter atau ahli terapi dapat menggunakan terapi ini untuk menilai kemampuan pasien untuk terlibat dalam aktivitas di ruang stimulasi, mengidentifikasi kebutuhan, serta menentukan jenis intervensi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Terapi Snoezelen biasanya tidak menjadi metode terapi utama untuk merangsang kemampuan indrawi anak, melainkan sebagai pelengkap sesi terapi lain, terutama terapi okupasi.

 

Siapa Saja yang Memerlukan Terapi Snoezelen?

Terapi Snoezelen bisa diterapkan bagi anak-anak dan orang dewasa. Anak yang memerlukan terapi ini biasanya adalah anak berkebutuhan khusus. Terutama anak yang didiagnosis menyandang autisme, sindrom Down, dan masalah tumbuh kembang lain. Anak yang mengalami gangguan motorik halus dan kasar karena cedera atau luka di kepala juga bisa memperoleh manfaat dari terapi ini.

 

Kapan Seseorang Memerlukan Terapi Snoezelen?

Awalnya terapi Snoezelen dikembangkan untuk orang yang memiliki disabilitas intelektual. Kini terapi ini dapat digunakan untuk melihat bagaimana respons orang terhadap rangsangan indrawi. Seorang anak memerlukan terapi ini bila ada gejala atau potensi keterlambatan perkembangan keterampilan motorik halus ataupun kasar. Anak yang lahir prematur atau berat badan kurang, misalnya, mungkin memerlukan terapi ini karena lebih berisiko mengalami gangguan motorik.

Manfaat/Tujuan Terapi

Terapi Snoezelen bertujuan mengembangkan keterampilan pemrosesan indrawi individu. Bagi anak-anak, berbagai aktivitas yang merangsang penggunaan indra di ruang terapi dapat meningkatkan keterampilan motorik halus dan kasar dan memusatkan perhatian. Adapun dokter atau ahli terapi dan orang tua bisa mengamati dan menilai tingkat kemampuan anak dengan melihat respons anak di ruangan tersebut.

Anak akan merasa lebih rileks dan tidak merasa stres ketika mengikuti terapi ini karena suasana yang dihadirkan. Selain itu, tidak ada arahan dari terapis. Anak dapat lebih mengekspresikan diri dan percaya diri untuk melakukan aktivitas yang ia senangi di dalam ruangan. Dengan demikian, hubungan anak dan ahli terapi bisa lebih baik. Anak pun bisa diajak lebih kooperatif untuk mengikuti sesi terapi lain yang mungkin dibutuhkan.

Persiapan Sebelum Menjalani Terapi Snoezelen

Tidak ada persiapan khusus untuk menjalani terapi Snoezelen. Inti dari penerapan terapi ini adalah memberikan keleluasaan kepada pasien untuk beraktivitas dan melatih respons indrawi secara bebas dan rileks. Pasien anak yang bisa masuk ruang terapi ini hanyalah mereka yang sudah didiagnosis mengalami masalah tumbuh kembang dan umumnya telah mengikuti sesi terapi lain, khususnya terapi okupasi.

Prosedur dan Pelaksanaan Terapi

Terapi Snoezelen diberikan dalam bentuk sesi yang setiap sesi umumnya berlangsung sekitar 10-20 menit. Tidak ada komunikasi verbal antara terapis dan pasien dalam terapi. Kelangsungan terapi bergantung pada respons pasien terhadap rangsangan dari suasana dan lingkungan yang dihadirkan dalam ruangan terapi. Rangsangan itu antara lain berupa cahaya yang redup menenangkan, musik yang lembut, bola terapi, ayunan, wewangian, dan segala peralatan yang dapat melatih keterampilan motorik anak.